JabarNews.id | BogorayaNews: Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor pada Kamis malam, 27 Februari 2025, menyebabkan banjir besar yang berdampak luas di Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi. Akibat tingginya intensitas curah hujan, air meluap dan menggenangi permukiman warga, mengakibatkan ribuan orang terdampak. Banyak keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena ketinggian air yang terus meningkat.
Menurut laporan warga, banjir kali ini terjadi cukup cepat setelah hujan deras mengguyur selama beberapa jam tanpa henti. Beberapa wilayah dengan kondisi drainase buruk dan berada di dataran rendah menjadi titik paling parah terdampak.
Banjir yang merendam rumah-rumah warga menyebabkan berbagai permasalahan, mulai dari kerusakan properti hingga terganggunya aktivitas sehari-hari. Banyak perabotan rumah tangga rusak akibat terendam air, sementara aliran listrik di beberapa titik harus dipadamkan untuk menghindari risiko korsleting.
Seorang warga, Andi (45), mengungkapkan bahwa air mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 21.00 WIB dan terus meninggi hingga mencapai lutut. “Kami sekeluarga panik karena air naik begitu cepat. Barang-barang tidak sempat diselamatkan semua, hanya beberapa pakaian dan dokumen penting yang bisa kami bawa,” ujarnya.
Selain merendam rumah, banjir juga menyebabkan akses jalan utama di beberapa wilayah terputus, sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas. Banyak kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mogok akibat terendam air. Beberapa anak sekolah pun terpaksa diliburkan karena sulitnya akses menuju sekolah mereka.
Menanggapi bencana ini, tim gabungan dari BPBD Kabupaten Bogor, TNI, Polri, serta relawan segera turun ke lokasi untuk membantu proses evakuasi warga yang terdampak. Beberapa posko pengungsian telah didirikan di tempat yang lebih aman, seperti balai desa dan masjid, untuk menampung warga yang rumahnya terendam.
Kepala BPBD Kabupaten Bogor, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah warga yang terdampak serta kebutuhan mendesak yang diperlukan di lapangan. “Saat ini, kami fokus pada proses evakuasi dan penyediaan bantuan darurat bagi warga. Bantuan logistik, seperti makanan siap saji, selimut, dan obat-obatan, sedang kami distribusikan ke posko pengungsian,” ujarnya.
Selain bantuan makanan dan kebutuhan pokok, tim medis juga diterjunkan ke lokasi untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga, terutama anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit akibat banjir, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
Banjir yang melanda Cileungsi ini diduga disebabkan oleh kombinasi curah hujan tinggi, buruknya sistem drainase, serta meluapnya beberapa sungai di sekitar wilayah tersebut. Beberapa warga mengeluhkan bahwa banjir seperti ini sering terjadi setiap musim hujan, namun belum ada solusi jangka panjang yang diberikan oleh pihak berwenang.
“Setiap kali hujan deras, kami selalu was-was karena air bisa naik kapan saja. Kami berharap pemerintah bisa melakukan perbaikan drainase dan pengerukan sungai agar banjir tidak terus berulang,” kata seorang warga lainnya, Ibu Siti (50).
Meskipun saat ini air mulai berangsur surut di beberapa titik, warga tetap waspada karena potensi hujan deras masih tinggi dalam beberapa hari ke depan. Mereka berharap adanya langkah konkret dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan banjir ini, termasuk normalisasi sungai dan pembangunan sistem drainase yang lebih baik. Sementara itu, pihak berwenang terus melakukan pemantauan dan bersiap siaga jika curah hujan kembali meningkat. Semua pihak diharapkan bekerja sama dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana agar kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang. (RED)